Ketika Mahasiswa Bicara Soal Ideologi

Who203 views

REKAM- Sejumlah pengurus BEM Cakradarma, BLM, Kopri dan PMII Komisariat Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Tasikmalaya mengikuti Seminar Nasional Kebangsaan yang diinisiasi oleh Barikade 98, bertempat di salah satu Rumah Makan Jl. Letjend Mashudi Kota Tasikmalaya, Jum’at (26/11/2021).

Dimana seminar tersebut, membahas tentang “Pencegahan Gerakan Ideologi Kebencian”. Pasalnya, gerakan tersebut dinilai sedang marak terjadi tengah-tengah masyarakat.

Menanggapi hal itu, Ketua BEM STAINU Tasikmalaya, Wili Suminar, memandang, secara perspektif, ini merupakan upaya mendeklarasikan diri kepada masyarakat, Barikade 98 adalah sebagai perintang untuk meminimalisir ideologi kebencian.

“Dengan adanya barikade 98 ini dapat menginfentalisir doktrin-doktrin kepada ideologi mahasiswa. Serta mengajak mahasiswa, untuk mengetahui bagaimana kebangsaan di Indonesia sebagai agen perubahan khususnya di Kota Tasikmalaya”katanya

Menurut dia, sudah bukan waktunya untuk mengorek-ngorek kesalahan. Sebab, jika seperti itu, maka akan menimbulkan perpecahan di berbagai kalangan.

“Esensi seminar ini bukan mencari siapa yang salah dan yang benar tapi apa yang salah dan apa yang benar. Maka jadilah yang berbeda tanpa harus mebeda bedakan”ujarnya

Ketua Kopri, Asni Asfiani, menilai, ketika berbicara tentang ideologi, untuk kalangan mahasiswa sangat masuk dan menarik untuk dikaji. Dimana hari ini, sebagai generasi milenial dituntut harus faham tentang ideologi.

“Mahasiswa harus bisa memilih, hari ini mau kemanusiaan atau kebencian, itu kembali lagi ke diri sendiri. Kalau kita sebagai mahasiswa lebih ke kemanusiaan dan jangan sampai menanamkan kebencian”ucapnya.

“Kita memang berbeda-beda, tetapi jangan sampai menanamkan kebencian. Tanamkanlah kebaikan, karena kebaikan akan di balas dengan kebaikan”sambungnya.

Ditempat yang sama, Ketua PMII Komisariat STAINU, Muamar Khadafi, mengapresiasi acara yang dilaksanakan barikade 98. Menurutnya, ini merupakan upaya untuk menyatukan perbedaan.

“Baik soalnya salah satu pembinaan untuk OKP dan LSM, jadi bisa mempererat tali silaturahmi”ucapnya.

Lantas, ia menyebut, sebagai generasi penerus bangsa, harus mampu menerapkan di kehidupan nyata setelah mengikuti kegiatan tersebut.

“Harapan bisa mengimplementasikan apa yang sudah di sampaikan oleh narasumber, karena, hari ini banyak yang salah kaprah. Jangan sampai pemuda hari ini seperti itu”harapnya.

Komentar